Pada bulan September 2021 di Sumenep terjadi deflasi sebesar -0,11 persen sama angkanya dengan Jawa Timur yang mengalami deflasi sebesar -0,11 persen dan berada di bawah angka Nasional yang juga mengalami deflasi sebesar -0,04 persen. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – September) 2021 sebesar 0,71 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2021 terhadap September 2020) sebesar 2,18 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran. Ada 2 kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,97 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -0,07 persen. Ada 7 kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,08 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,67 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,28 persen; kelompok transportasi sebesar 0,04 persen; kelompok rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 0,03 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen. Adapun 2 kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman / restoran.
Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi Sumenep di bulan September 2021 yaitu tomat, telur ayam ras, bawang merah, ikan layang/ ikan benggol dan pindang asin. Adapun sebaliknya komoditas utama yang memberikan andil inflasi adalah cumi-cumi, beras, daging ayam ras, ember dan telepon seluler.