Pada bulan September 2020 di Sumenep terjadi deflasi sebesar 0,12 persen, Jawa Timur deflasi sebesar 0,15 persen dan Nasional juga terjadi deflasi sebesar 0,05 persen.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami penurunan harga, lima kelompok mengalami kenaikan harga, dan tiga kelompok relatif stabil. Tiga kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga, yaitu : kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,24 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan harga yaitu kelompok Kesehatan sebesar 0,62 persen, kelompok Pendidikan sebesar 0,50 persen, kelompok transportasi sebesar 0,18 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen. Adapun kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok pakaian dan alas kaki, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya relatif stabil.Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap deflasi adalah telur ayam ras, beras, dan bawang merah. Sedangkan komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Sumenep adalah bawang putih, ketimun, dan udang basah.Tingkat inflasi tahun kalender Januari-September 2020 sebesar 0,89 persen lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur sebesar 0,74 persen. Sedangkan Nasional sebesar 0,89 persen sama dengan Kabupaten SumenepTingkat inflasi tahun ke tahun (September 2020 terhadap September 2019) Sumenep mencapai 1,88 persen, lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur sebesar 1,30 persen dan Nasional sebesar 1,42 persen.